Wahai Pemohon Suara Rakyat, Disaat Rakyat Terimpa Musibah, Dimanakah Keberadaanmu ?
CAMERAJURNALIS.COM, KOTA LANGSA. ACEH - "Bantulah saya, pilihlah saya, mohon do'a dan restunya. Apabila terpilih saya akan membangun ini - itu dan pintu rumah saya terbuka 24 jam, saya ada hanya untuk kamakmuran masyarakat dan sebagainya", Itulah sekelumit kata-kata ajakan, janji dan rayuan serta permohonan dari para oknum Calon Legeslatif (Caleg) baik tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat, tidak ketinggalan para oknum Pimpinan Partai yang menjanjikan rayuan pulau kelapa. Begitu juga dengan para oknum Calon Kepala Daerah.
Namun realitanya pada saat musibah banjir Rabu 25 November 2025 yang melanda khususnya di Kota Langsa tidak ada wajah anggota Legislatif, Pimpinan Partai dan Kepala Daerah yang menampakkan dirinya, apalagi memberikan bantuan. Padahal dimasa kampanye apabila ada suatu hal sekecil apapun tanpa diminta mereka atau timsesnya akan terjun ke lapangan, dengan memberikan bantuan ala kadarnya didapur umum bila ada musibah banjir bahkan dengan bangganya mamancangkan bendera partai didapur umum. Uniknya bila ada warga yang punya hajat (pesta), tanpa diminta barisan papan bunga (papan ucapan selamat) dari partai, dan Caleg berjajar di depan rumah yang punya hajat.
Miris memang, ketika awak media ini turun ke beberapa tempat musibah banjir fenomena memilukan terpampang didepan mata, mereka lapar, mereka sakit dengan ketiadaan obat-obatan. Jangankan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk air minum (air bersih) saja tidak ada. Harta benda mereka habis terendam bahkan ada yang terhanyut dibawa air. Akses jalan tidak dapat dilalui disebabkan genangan air yang dalam, dan banyak yang rusak.
Listrik padam, BBM langka, dan air bersih tidak ada. Langsa lumpuh total apalagi harga sembako yang melambung tinggi.
Si bapak sibuk mencari makanan untuk keluarganya, si ibu ada yang baru melahirkan, ada yang lagi menyusui, ada yang sedang hamil, dan sebagian sibuk membujuk anaknya yang lapar dan kedinginan. Mau masak tidak tahu apa yang dimasak, menunggu uluran tangan dari para terpilih ibarat punguk merindukan bulan. "Wajah memelas sendu, penantian Asa (harapan) telah pupus, hanya rintihan dan ucapan do'a yang dapat mereka lafazkan keharibaan Allah SWT, Rabh Yang Maha Kuasa"
Banjir yang melanda khususnya di Kota Langsa sejak Rabu 25 November 2025 dan paska banjir benar-benar melumpuhkan segala aktifitas, meninggalkan puing-puing kesengasaraan yang hakiki.
Disatu tempat dalam wilayah Kota Langsa yang tidak etis nama desanya disebutkan, awak media ini mendengar keluhan sekelompok warga yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, "coba pikir bang, dulu sebelum terpilih mereka atau timsesnya hampir setiap hari (siang maupun malam) mendatangi kampung kami untuk memohon dipilih, namun setelah terpilih batang hidungnya pun tak tampak", keluh mereka pada Senin(01/12/2025)
Kami mengerti bahwa mereka pun mendapat musibah yang sama, namun apa salahnya datang melihat dan menanyakan keadaan kami saja.
"Seakan sedikit terobati keadaan kami, dan apabila datang kami merasa tidak menyesal memilihnya", tambah mereka.
Ada juga bahasa yang kami dengar dari mulut kemulut "Ngapain lihat warga kebanjiran, rumah saya pun kena banjir,"
Nah, sebenarnya perkataan seperti itu tidak perlu dilontarkan karena menambah torehan luka yang lebih mendakam dihati kami.
Setelah dipilih dan dilantik mereka bukan lagi mengutamakan pribadi dan kelompok, melainkan untuk kepentingan umum (masyarakat umum). Memang pada hakikatnya keluarga mereka juga harus diperhatikan.
Akhir dari ungkapan mereka, berharap kepada bapak-bapak/ibu-ibu yang terhormat untuk menepati segala janji-janji, visi -misi dan apapun programnya, sebab bapak- bapak/ibu-ibu sewaktu dilantik telah mengucapkan sumpah dengan Al-Qur'an diatas kepala.
"Jangan sampai diantara kita dianggap insan yang munafik dimata Allah SWT", pungkas mereka.
(Junaidy)


