Sikap Arogan Oknum Diduga Pegawai Dinas Sosial Makassar Tuai Kecaman Atas Dugaan Kekerasan di Warung Makan

Header Menu


Sikap Arogan Oknum Diduga Pegawai Dinas Sosial Makassar Tuai Kecaman Atas Dugaan Kekerasan di Warung Makan

RISWANDI
Kamis, 01 Mei 2025


CAMERAJURNALIS.COM, MAKASSAR - Perilaku arogan dan dugaan tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum yang diduga kuat merupakan pegawai Dinas Sosial Makassar terhadap seorang warga bernama Ahmad Riadi Tahir (30/04/2025) pukul 10:00 WITA memicu gelombang kecaman. 

Insiden yang terjadi di sebuah warung soto ayam ini tidak hanya mencoreng citra instansi pemerintah, tetapi juga melukai rasa keadilan masyarakat.
Kronologi kejadian bermula ketika Ahmad Riadi dan rekannya sedang menikmati hidangan di warung tersebut. Secara tiba-tiba, seorang perempuan yang belakangan diketahui terlibat dalam perselisihan, meminta mereka untuk mempercepat makannya. 

"Saya disuruh cepat makan, dai mentakan Kenapa lama sekali Makan, padahal kami menikmati makanan yang belum habis. Sebagai konsumen, kami memiliki hak yang sama, dan tidak ada alasan bagi siapapun untuk menyuruh kami tergesa-gesa," tegas Ahmad Riadi saat dikonfirmasi.

Situasi memburuk setelah Ahmad Riadi dan rekannya keluar dari warung dan mempertanyakan tindakan kurang sopan tersebut. Seorang pria yang diduga merupakan rekan dari perempuan itu seketika melakukan penyerangan fisik. 

"Tiba-tiba seorang lelaki diduga berteman dengan perempuan yang adu argumen langsung menyundul saya dengan kepala dan melontarkan kata-kata kasar," ungkap Ahmad Riadi, mengingat kembali kejadian yang dialaminya. 

Akibat serangan tersebut, ia merasakan sakit di bagian dada dan leher.

Menyikapi perlakuan yang tidak pantas dan cenderung brutal ini, Ahmad Riadi didampingi keluarga mengambil langkah tegas dengan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tallo. Visum juga telah dilakukan sebagai bagian dari proses hukum yang ditempuh.

Tindakan arogan dan dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat ini sangat disesalkan. 

Sebagai representasi pemerintah, pegawai Dinas Sosial seharusnya menjunjung tinggi etika, memberikan contoh perilaku yang santun, dan mengayomi masyarakat. Perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut jelas menciderai kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah.

Langkah Ahmad Riadi untuk mencari keadilan melalui jalur hukum patut diapresiasi. Keberaniannya melaporkan kejadian ini menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk tidak ragu memperjuangkan hak-haknya. Pihak kepolisian, khususnya Unit Shabara yang menerima laporan awal, diharapkan dapat bertindak cepat, profesional, dan transparan dalam mengusut tuntas kasus ini.

Penegakan hukum yang adil dan tegas dalam kasus ini menjadi sangat penting untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan memastikan bahwa tidak ada lagi oknum aparat yang bertindak sewenang-wenang. 

Masyarakat berhak merasa aman dan dihormati di ruang publik, dan insiden ini menjadi catatan kelam yang diharapkan tidak terulang kembali. Proses hukum yang transparan dan berkeadilan akan menjadi tolok ukur komitmen pemerintah dalam melindungi warganya.