CAMERAJURNALIS.COM, LANGSA - Untuk apa kita membanggakan kepemimpinan kita kalau kita tidak berakal mulia dan tidak inpati kepada sesama.
Kemuliaan itu letaknya pada akal yang sehat rohani dan jasmi, itu yang di katakan kemuliaan seseorang manusia yang mempunyai rasa inpati terhadap sesama.
Apalah artinya hidup kalau kita tidak bisa mengerti tentang arti kehidupan ini.
Untuk apa kita berilmu kalau ilmu itu tidak bisa kita pergunakan, dan untuk apa kita berakal kalau akal kita tidak berpungsi.
Lebih mulia seorang penjahat, dikarenakan bisa berinpati kepada sesama.
kemuliaan itu letaknya pada akal yang sehat yang mau mengerti tentang rasa, satu sama yang lain.
Penjahat itu lebih mulia dari pada orang orang yang berilmu tinggi. yang merasa dirinya benar, sedangkan dia belum bisa merasakan rasa itu kepada sesama.
Orang orang yang dapat merasakan, rasa itu bearti dia lebih mulia dari pada orang orang berilmu tinggi.
Riwayat"""", ada seorang penjahat yang dibenci oleh tokoh masyarakat / pemimpin kesultanan di zaman duluh kala,
Beranggap penjahat itu tidak mulia, sebaliknya dia lebih mulia dari pada orang orang yang berilmu tinggi.
Rasa inpatinya yang membuat seorang penjahat itu di muliakan oleh sang pencipta alam semesta.
(Hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar