Efek Melonjaknya Harga Emas : "Kutanam Pinang Sirapat-Rapat, Agar Puyuh Tak Dapat Berlari. Kupinang-Pinang Tak Dapat- Dapat, Kubujuk-Bujuk Kubawa Lari"
0 menit baca
CAMERAJURNALIS.COM, ACEH - Akhir-akhir ini seiring dengan melonjaknya harga emas yang semakin hari kenaikan harganya sangat signifikan. Tentunya membuat masyarakat merasa risau dan cemas, apalagi bagi bujangan yang akan melamar sibuah hati atau melepas masa lajangnya. Fenomena tersebut pastinya sangat memberatkan untuk mempersunting pendamping hidupnya (seorang isteri).
Bagi masyarakat yang mampu dan hobby berinvestasi hal ini tidaklah masalah, namun bagi masyarakat kurang mampu sudah pasti sangat memberatkan.
"Coba abang renungkan, disaat ekonomi sesulit ini harga emas semakin hari semakin melonjak naik. Padahal kami yang lajang ini ingin melamar dan mempersunting pujaan hati untuk dijadikan pendamping (isteri)", keluh seorang pemuda sebut saja namanya Raju kepada awak media ini.
Sebutnya lagi, kan tidak mungkin kami harus berlama-lama memberikan harapan kepada sang calon isteri sekaligus kepada calon mertua, selain itu kami juga tidak mau membujang terus.
"Kami juga kuatir dan takut karena urusan mahar ini terlalu lama bisa-bisa pujaan hati duluan dipinang orang", belasnya dengan nada cemas.
Haruskah kami-kami yang bujangan ini mengambil jalan pintas dengan kawin lari saja sebagaimana bunyi pantun, "Kutanam pinang sirapat-rapat, agar puyuh tak dapat berlari.
Kupinang-pinang tak dapat-dapat, kubujuk-bujuk kubawa lari".
Catatan penulis : Ilustrasi ini sebagai gambaran kecemasan masyarakan luas pada umumnya terutama pada laki-laki bujangan yang akan meminang kekasih hatinya untuk dijadikan pendamping hidupnya.
Semua itu dikarenakan imbas dari melambungnya harga emas.
(Junaidy)



